20090622
Yen Bakal Perkasa Versus Euro
Selasa, 23 Juni 2009 | 08:13 WIB
KOMPAS.com — Apa yang dilakukan pelaku pasar jika situasi politik tidak menentu dan bisa berdampak serius ke negara-negara lain? Mereka pasti tidak mau ambil resiko terhadap investasi mereka, baik transaksi di mata uang dan saham maupun komoditas. Kondisi ini yang sering disebut sebagai risk aversion (hindar resiko), di mana pelaku pasar melepas posisi transaksi berisiko dan memilih menempatkannya di aset yang lebih aman (safe-haven).
Salah satu aset yang aman adalah di mata uang yen karena mata uang ini termasuk yang stabil dan pelaku pasar yang bermain di aset berisiko umumnya meminjam modal dari yen karena bunganya rendah dan dikonversi ke mata uang lain yang bunganya tinggi (carry trades).
Pelaku pasar mendapatkan keuntungan dari selisih bunga dan harapan pemulihan bisa mendorong mata uang yield lebih menguat. Namun, jika situasi tidak menentu atau tidak pasti, yang terjadi sebaliknya. Mereka berbalik, mata uang yang sudah dikonversi tadi dikembalikan lagi ke yen sehingga mata uang Jepang ini menguat.
Nah, saat ini terjadi gejolak politik di Iran dan makin hari makin memanas. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kabar terbaru menyebutkan, beberapa orang tewas dalam aksi demonstrasi menentang hasil pemilu yang menunjukkan ada tindakan kekerasan di sana. Jika tindak kekerasan terus dilakukan, dikhawatirkan pihak asing, khususnya negara AS, akan campur tangan dan bisa memperkeruh situasi mengingat Iran tidak menyukai campur tangan asing.
Ada istilah lebih baik mencegah daripada mengobati, pelaku pasar melakukan antisipasi terlebih dahulu sebelum situasi benar-benar memburuk. Mereka tidak mau mengambil resiko lebih jauh sehingga mereka melepas posisi risiko yang sudah diambil sebelumnya dalam transaksi cross mata uang, seperti euro/yen dan poundsterling/yen dengan menjual kembali mata uang Eropa dan berbalik menuju yen.
Selain faktor politik, kondisi ekonomi juga menjadi salah satu alasan mengapa yen berpotensi menguat. Perkembangan terkini laporan ekonomi memang sudah menunjukkan arah pemulihan, tetapi masih bias, terutama di wilayah Eropa karena beberapa indikator ekonomi di wilayah ini masih dalam teritori negatif sehingga minat pasar terhadap aset beresiko tidak sebesar sebelumnya dan ini memberikan peluang bagi yen untuk menguat, terutama terhadap mata uang Eropa.
Beberapa data pekan ini akan dirilis, baik dari AS maupun dari Eropa, tetapi yang paling ditunggu adalah Federal Open Market Committee (FOMC) meeting atau pertemuan membahas suku bunga dari The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, yang akan berlangsung pada Rabu (24/6) waktu setempat.
Pelaku pasar memperkirakan, bunga tetap dipertahankan, tetapi yang dinanti adalah komentar dari gubernur bank sentral soal prospek ekonomi apakah masih dengan bahasa yang sama atau sudah ada perbedaan menilai pemulihan ekonomi. Ini akan sangat menentukan langkah pelaku pasar selanjutnya.
Seraya menunggu pertemuan ini, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan di Timur Tengah dengan rasa waswas. (JG/Head of Research, PT Monex Investindo Futures)
Disclaimer:
Informasi apapun yang dibuat atau diperlihatkan oleh divisi Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures bukan merupakan rekomendasi untuk melakukan transaksi jual atau beli. Segala kerugian yang disebabkan oleh informasi yang ditulis bukan merupakan tanggung jawab dari divisi Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar