20090619

Arifin Panigoro Tak Akan Jual Bank Himpunan Saudara


Jumat, 19 Juni 2009 | 10:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski bukan bank besar, ternyata banyak investor yang berminat membeli PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Cuma, untuk sementara mereka harus gigit jari. Pemilik Bank Saudara, Arifin Panigoro menegaskan tidak akan menjual banknya. Sebaliknya, ia mengaku akan memodali bank sehingga bisa tumbuh menjadi bank besar.

Arifin, yang memiliki secara langsung 54,48 persen saham Bank Saudara, mengaku telah banyak investor, baik dari lokal maupun asing, yang mengajukan penawaran untuk membeli banknya. "Bahkan ada yang berani menawar dengan harga beberapa kali lipat dari nilai buku,” ungkapnya seusai peresmian kantor cabang Bank Saudara, Kamis (18/6).

Namun, Arifin menolak semua tawaran itu. Pengusaha minyak itu bilang tidak pernah terpikir untuk menjual sahamnya ke pihak lain. "Saya justru merasa prihatin dengan kondisi saat ini bahwa banyak bank nasional yang telah dilego ke asing," katanya.

Karena tidak mau menjual, ia berkomitmen untuk mengembangkan Bank Saudara menjadi lebih besar lagi dari saat ini. Lima tahun lagi, Arifin bahkan menargetkan Bank Saudara mempunyai aset minimal dua kali dari aset saat ini yang sekitar Rp 2,1 triliun.

Saat ini, salah satu bentuk komitmen Arifin adalah dengan mengeksekusi saham yang ditawarkan Bank Saudara lewat penerbitan saham baru atau rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu.

Sekadar mengingatkan, selain secara langsung memiliki 54,48 persen saham Bank Saudara, Arifin juga masuk melalui PT Medco Intidinamika, perusahaan yang dimilikinya, dengan porsi saham sebesar 11,36 persen. Adapun sisanya sebesar 34,16 persen dimiliki oleh masyarakat umum.

Dalam rencana, Bank Saudara akan menerbitkan saham baru pada bulan Juni ini, tetapi rencana tersebut ditunda dengan alasan kondisi pasar masih belum terlalu pasti. "Kami masih menunggu waktu yang menurut untuk melakukan right issue," kata Direktur Bank Saudara Yanto M Purbo.

Yanto menjelaskan, pihaknya menargetkan dapat mengumpulkan dana Rp 150 miliar dari right issue tersebut. Sekitar 75 persen dari dana itu akan digunakan untuk eskpansi bisnis atau pengucuran kredit. Sementara itu, sisanya untuk investasi cabang dan pengembangan teknologi informasi (IT). (Arthur Gideon/Kontan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar