Sabtu, 20 Juni 2009 | 09:51 WITA
BANGKOK, SABTU - Akibat krisis finansial, nilai ekspor Thailand bulan Mei mencatatkan penurunan paling jeblok dalam 17 tahun terakhir. "Dibanding ekspor Mei 2008, ekspor Mei 2009 turun 26,6 persen menjadi US$ 11,7 miliar," ujar Menteri Perdagangan Thailand Siripol Yodmuangcharoen, Jumat (19/6).
Sedangkan impor merosot 34,7 persen menjadi US$ 9,25 miliar. Namun, penurunan impor ini merupakan yang paling sedikit dalam enam bulan belakangan.
Negara "Gajah Putih" itu membukukan surplus perdagangan US$ 2,41 miliar, jauh lebih baik dibanding bulan April 2009 sebesar US$ 55 juta.
"Penurunan telah terstabilisasi, dan melihat indikator ekonomi lainnya, ada peluang ekspor bakal membaik," kata ekonom Capital Nomura Securities Pcl Nuchjarin Panarode.
Penurunan ekspor, yang menyumbangkan sekitar 70 persen perekonomian Thailand, diperkirakan akan mulai pulih karena produsen pabrikannya berencana mengekspor lebih banyak dalam bulan-bulan mendatang. Hasil industri Thailand di bulan April menunjukkan angka terbaik dalam lima bulan, karena klien para eksportir telah kembali menambah stok barangnya untuk mengantisipasi permintaan pasar yang juga membaik.
(TIK)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar