20090608

Ditulis hari: selasa, tanggal 01-01-2008, jam 18.30 Wita. DiTabalong-South Borneo.

Ditulis hari: selasa, tanggal 01-01-2008, jam 18.30 Wita.
DiTabalong-South Borneo.

Assalamualaikum. Wr. Wb, salam sejahtera

{010108}
Selamat pagi semua.
Walau kita(indonesia) sekarang dirundung multi bencana. Namun ini adalah cermin untuk kita semua.
Memang ini menurut beberapa orang kesalahan masa lalu, namun apa kita pasrah begitu saja?

Teman-teman mungkin sepakat kita hal seperti ini tidak ingin diwariskan kepada anak cucu kita.
Ataukah kita pasrah dengan semua ini?
Apa dan bagaimana yang harus kita lakukan?
Hanya merenung dan membuat master plan?
Atau hanya mencari dan hanya rupiah menjawab semua ini?

Teringat saya kakak angkat saya agus maulana waktu itu beliau masih tugas diBNI46 Banjarmasin. Beliau memberi suguhan ringkas diberanda rumah waktu sore menjelang magrib. Beliau berkata "Dik yang penting dalam hidup ini ada beberapa item.

Diantaranya pikirkan anak cucumu, kalau kamu alasan uang itu adalah klasik dari jaman dulu itu selalu dijadikan alasan dasar. Namun ada yang lebih berharga adalah kepercayaan.

Dengan kepercayaan semua akan terjawab". Namun kepercayaan yang abadi adalah kejujuran.

Mungkin kita harus berkaca pada diri sendiri, sudahkah kita belajar jujur. paling tidak Jujur pada diri sendiri, tidak mendustai hati.

Namun apakah kita bisa mendengar apa kata hati kita? Kalau tidak kita harus rela dikatakan manusia tak punya hati(^maaf, tak ubahnya manusia binatang).

Kalau kita tidak atau mendustai hati kita berarti kita tidak jujur pada diri kita sendiri. Bagaimana kita dipercaya orang bila kita tidak percaya diri sendiri.

Sekarang bagaimana kita mendengar atau membedakan suara hati atau bisikan syaitooon? Saya yakin dan ainul ya'qin teman-teman sangat tahu itu.

Metode-metode ini sudah diwariskan secara turun menurun dan apapun nama/bahasanya. Mau itu meditasi, khaluwat, merenung atau tapa. Cara dan tingkatan pun bermacam-macam.

Mind cleanning satukan rasa, panakan diri. Jangan takut mati karena ini sering godaan terakhir, kalau kita mati dalam ke adaan tawadhu apakah salah?

Mind site akan terbentuk bila kita mau merakitnya.
Apa dan bagaimana yang kita pandang kedepan sebagai acuan hidup. Jangan salahkan syaitan, jangan anggap sepele iblis. Namun apapun yang diciptakan Tuhan yakinlah ada manfaatnya. Bagaimana kita tahu jalan itu salah kalau tidak berkat mereka. Bagaimana kita tahu gula itu berat 1kg bila tidak ada pemberat/balance-nya.

Dunia tambah tahun tambah canggih, namun apa kita siap menghadapi globalisasi ini? Siap bukan sekedar menguasai namun hal terpenting kesiapan dan kesigapan dalam menghadapi perobahan.
Jangan salahkan jaman karna jaman bukan berakat, namun kita yang mengikut jaman yang harus berakal.

2008 katanya tahun tikus, namun saya berharap dapat memenjarakan tikus negara dan sifat tikus dalam diri kita sendiri. Menggerogoti jiwa, memangkas nurani dan membunuh hati qudus.

Mari kita berjuang paling tidak memperjuangkan apa ada dalam hati yang qudus, lupakan semua perbedaan karena warna itu indah

bangun pola pikir kita dan lingkungan sekitar kita, untuk anak cucu nanti bukan hanya untuk perut, mata dan rasa sendiri

kibarkan merah putih bendera, suarakan genderang perang, pegang erat senjata dan mari kita maju bersama-sama.

Ya qudus, Ya Rahim, Ya hayun.

U're My Inpirations
Wassalam
ßy. Erwan Susandi{whyank@gmail.com/iwan230675@yahoo.com}.
Ketua~LangsaT [Langkah Menuju Sejahtera Tabalong].
http://langsatborneo.blogspot.com
e mail: langsat_borneo@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar