20090608

Puisi Qalbu yang tercecer...

Glodokan otak kiri, kekanan menyelami syaraf tangan, menbual pada diri hamba.<----------<<<<<.
Bikin hidup, lebih hidup. Bangun dari tidur, sadar dari mimpi.
Jalan yang tahu ujungnya, karena hidup adalah pilihan.
Meniti kerikil tajam dan jalan yang menukik, melalui rawa dan pepohonan... Adakah jalan selain ini? Apakah jalan saya benar? Sama bak mainkan pion-pion diatas papan catur, kalau punya plan dan teratur akan mudah mengalahkan lawan main.
Siapa lawan main dipercaturan hidup kita? Dia adalah iblis, tiupi telinga, tipui mata, aromakan keharuman sesaat.
Tapi bagaimana kita tahu strategi lawan, sedang kita tidak mengetahui keahlian lawan.
Mana peta dan kompas membantu perjalanan ini??? Tidak akan mencapai tujuan yang sesuai harapan apabila kita tidak menggunakan alat petunjuk.
Ini adalah salah, itu adalah benar. Sering mengaum ditelinga kita, mengakui punya kita kurang tepat memang susah.
Al riwayat:
iblis adalah penasehat malaikat selama 20tahun(perhitungan alam malaiqut). Betapa dia tahu apa kelemahan malaikat yang tak punya nafsu.
Beda manusia dengan malaikat konon katanya nafsu/akal. Sekarang apa beda manusia dengan binatang, jin, tumbuhan dan benda mati.
Apakah kita mau disebut binatang, yang hanya mikir perut? Rebut sana, rampas sini.
Apakah kita mau menjadi tumbuhan yang hanya melambai dikala sang binatang melintasinya? Ataukah kita ingin menjadi benda mati, yang sangat tidak perduli apa yang terjadi walau bersentuhan denganya. Atau... Kita mau jadi jin, iblis yang dilaknat Tuhan.
Kita semua tidak ada yang sempurna, saling mengingatkan adalah wajar. Tapi kita diberi pilihan salah satunya tidak jadi koruptor atau kehilangan jabatan. Jadi pelaku atau korban. Jadi pemain atau penonton.
Hidup bukan diam karena hidup adalah perjalanan.
Salam diantara pepohonan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar