20090622

Harga Minyak Turun Lagi





Selasa, 23 Juni 2009 | 05:18 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Harga minyak terguling di bawah 67 dollar AS per barrel pada Senin (22/6) waktu setempat, setelah Bank Dunia mengeluarkan prospek suram untuk ekonomi negara-negara berkembang, kata para pedagang.

Pasar juga turun tajam, karena para pedagang mengambil keuntungan dari penguatan baru-baru ini, dan menguatnya dollar AS terhadap mata uang saingannya.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, merosot 2,76 dollar AS ke 66,79 dollar AS per barel. Kontrak telah berakhir pada Senin.

Minyak mentah "Brent North Sea" London untuk penyerahan Agustus turun 2,50 dollar AS menjadi 66,69 dollar AS.

Harga terkoreksi setelah menembus angka 72 dollar AS dalam delapan bulan terakhir, di tengah keprihatinan meningkat jauh di depan sebuah pemulihan dalam ekonomi global yang sakit, kata analis.

Bank Dunia memangkas ramalan-nya untuk ekonomi negara berkembang, memperkirakan pertumbuhan kecil 1,2 persen tahun ini dan memperingatkan perlunya tindakan lebih untuk mempertahankan pemulihan berjalan terus. Sejumlah proteksi turun tajam dari dua tahun sebelumnya.

Negara-negara berkembang memperlihatkan pertumbuhan 8,1 persen pada tahun 2007 dan ekspansi 5,9 persen pada 2008.

Ekonomi melemah di negara-negara berkembang setelah beberapa tahun tumbuh kuat, meningkatkan risiko sosial dan kemiskinan mendalam, kata bank 185 negsra tersebut.

Dalam kegiatan pasar valuta asing pada Senin, euro jtuh terhadap dollar AS di tengah kegelisahan baru tentang keadaan ekonomi dunia dan jelang pertemuan kebijakan moneter AS pekan ini.

Sebuah penguatan mata uang dollar AS, membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lemah, yang pada gilirannya akan cenderung mengurangi permintaan dan menarik pasar menjadi lebih rendah.

Harga minyak jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dollar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dollar AS pada Desember karena kemunduran ekonomi telah menggerus permintaan energi - tetapi pasar telah "rebounded" (berbalik naik).

Pusat Studi Energi Global (CGES), dalam laporan terakhir yang dipublikasikan Senin, menyerukan kartel produsen minyak OPEC untuk meningkatkan pasokan minyak untuk membantu mendinginkan harga, takut bahwa rally baru-baru ini dapat menghambat pemulihan ekonomi.

"OPEC, pemegang seluruh ketersediaan kapasitas produksi cadangan minyak dunia, patut untuk menanggapi sentakan harga minyak dengan meningkatkan pasokan," kata CGES.

"Lebih banyaknya pasokan akan menyertakan tujuan pelambatan pengetatan fundamental pasar (dari penawaran dan permintaan), mereka harus membuktikan menjadi penyebab harga tinggi."

Namun, kenaikan produksi juga akan mengubah persepsi pasar, menunjukkan kepada para spekulator bahwa OPEC adalah serius mencegah harga meningkat tajam seperti tentang penurunan tajam tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar