20090608

LangsaT Publikasi Akhir Tahun 2007

Bukan untuk pamer dan menyombongkan, namun sebagai wujud pertanggung jawaban publik dari perjalan LangsaT selama tahun 2007. Karena kita yang selama ini menuntut akuntabilitas namun kita sendiri tidak berani mempublikasikan kegiatan dan transparansi ke publik. Oleh sebab itu LangsaT dengan rendah hati menyuguhkan ini semoga dapat memuaskan kita semua. Kekurangan dan keterbatasan masih banyak oleh sebab itu doa dan dukungannya kami harapkan.

Potensi Daerah
Potensi sumber daya mineral yang paling dominan di wilayah Tabalong berupa bahan galian, sebagian besar sudah dieksplorasi oleh Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Selatan. Adapun yang sudah dilakukan dieksploitasi adalah bahan Minyak Bumi oleh Pertamina dan Batubara oleh PT.Adaro Indonesia.
Adapun komposisi dari 13 jenis penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Tabalong adalah sebagai berikut:
1. Perkampungan Luas 4.429 Ha;
2. Industri 51 Ha
3. Pertambangan 6.232 Ha
4. Persawahan 37.897 Ha
5. Pertanian tanah sawah semusim 4.647 Ha
6. Kebun campuran sejenis 12.842 Ha
7. Perkebunan besar 16.248 Ha
8. Perkebunan rakyat 42.021 Ha
9. Padang (semak, alang, rumput) 41.174 Ha
10. Hutan 208.880 Ha
11. Perairan darat (rawa, kolam) 6.331 Ha
12. Tanah terbuka (LC) rusak 11.705 Ha
13. Lain-lain (jalan, sungai) 2.142 Ha

Status Tanah
Secara Umum, status tanah di wilayah Tabalong dibedakan atas 7 jenis, yaitu:
Tanah Negara 256.167,84 Ha;
Hak Milik 12.510,59 Ha:
Hak Guna Usaha 4.544,54 HA;
Hak Pengelolaan 60.221,18 Ha;
Hak Milik Adat 60.981,06 Ha;
Hak Pakai 171,42 Ha;
Hak Guna Bangunan 3,37 Ha
Jika diperinci lebih lanjut menurut penyebaran dan penggunannya terdiri dari:
1.Tanah HPH terdapat di sebagian besar wilayah kabupaten, khususnya di bagian utara dan
timur kabupaten, yaitu di Kecamatan Jaro, Muara Uya, Upau dan Haruai.
2.Pencadangan tanah HTI yang tersebar di tengah-tengah lokasi HPH di Kecamatan Muara
Uya dan Haruai.
3.Tanah Perkebunan Inti Rakyat (PIR) terdapat di bagian tengah wilayah kabupaten arah ke
barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebagian besar terdapat di
Kecamatan Haruai dan lainnya di Kecamatan Murung Pudak, Upau dan Muara Uya.
4. Kawasan hutan tersebar di beberapa bagian wilayah utara yang berbatasan dengan Propinsi
Kalimantan Timur, yaitu: Kecamatan Muara Uya, sedangkan lainnya tersebar di Kecamatan
Jaro dan Haruai. Kawasan pemukiman Transmigrasi yang terdapat pada bagian tengah dan
barat wilayah yaitu di Kecamatan Haruai, Tanjung dan Upau.
5.Tanah Hak Guna Usaha (HGU) dari 4 perusahaan yang beroperasi di wilayah Tabalong,
yaitu:
Pencadangan HGU PT. Cakung Permata Nusa, sebagian besar di Kecamatan Murung Pudak
dan lainnya di Kecamatan Tanta, Haruai, dan Upau.
6. Pencadangan HGU PT. Cakradenta Agung Pertiwi di Kecamatan Tanjung.

Petanian
Pada tahun 2006, produksi buah-buahan agak mengalami kenaikan dibanding tahun 2005, dimana hanya menghasilkan 10.503 ton buah-buahan. Produksi terbanyak adalah buah rambutan 2,512 ton, cempedak 1.568 ton, diikuti durian 1.408 ton dan pisang 1.257 ton. Pengolahan Buah-buahan, Pengalengan (dalam bentuk basah), Penggorengan Vacum Perkiraan nilai investasi Rp.1 Milyar, bentuk usaha non fasilitas

Perkebunan
Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam pengembangan pertanian. Komoditi yang dikembangkan di Kabupaten Tabalong ini adalah Kelapa, Kelapa Hibrida, Karet, Pinang, Rumbia, Enau, Kemiri, Jambu Mete, Kapuk, Kopi, Cengkeh, Lada dan Kakao.
Tanaman perkebunan yang paling potensial di daerah ini adalah karet rakyat dengan luas arealnya mencapai 45.874 Ha dan kelapa 3.303 Ha. Sedangkan produksi perkebunan terbesar adalah juga komoditi karet dengan 25.727,6 ton dan kelapa 11.300 ton.
Peluang usaha : Pengolahan Karet, Pabrik mini crue palm (CPO), Industri kopi bubuk, kerajinan limbah kelapa, perkebunan sawit dan perkebunan karet.

Pertambangan
Penyebaran bahan galian menurut golongan adalah: Bahan galian golongan A, terdiri dari: Batubara, terdapat di Kecamatan Haruai, Murung Pudak dan Tanta. Minyak Bumi, terdapat di Kecamatan Tanta, Murung Pudak, Tanjung dan Haruai.
Bahan galian golongan B, terdiri dari: Emas, terdapat di Kecamatan Muara Uya.
Bahan galian golongan C, terdiri dari:
1. Batu Gunung, terdapat di Kecamatan Murung Pudak. Marmer, terdapat di Kecamatan
Haruai, Muara Uya, dan Jaro.
2. Batu Kali, terdapat di Kecamatan Jaro.
3. Batu Belah, terdapat di Kecamatan Jaro.
4. Gamping, terdapat di Kecamatan Haruai, Upau, Muara Uya dan Jaro.
5. Kerikil, terdapat di Kecamatan Muara Uya, Tanjung, Tanta, Muara Harus dan Pugaan.
6. Tanah Liat, terdapat di Kecamatan Haruai dan Murung Pudak.
7. Pasir Kali, terdapat di Kecamatan Muara Uya, Murung Pudak, Tanta dan Pugaan.

Potensi sumber daya mineral yang ada di wilayah Tabalong berupa bahan galian, sebagian besar sudah dieksplorasi oleh Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Selatan. Bahan galaian yang sudah Eksploitasi adalah bahan galian batubara oleh PT. Adaro Indonesia.

Batubara
PT. Adaro Indonesia yang bergerak di sektor pertambangan batubara mengelola lokasi di dua wilayah, yaitu Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong. Produksi di Kabupaten Tabalong sendiri pada tahun 2005 ini sebanyak 26.686.197 ton atau menngkat 9,68 % dari total keseluruhan. Produksi batubara pada PT. ADARO pada tahun 2005 adalah 13.426.875 ton, meningkat sebanyak 49,77% dari total keseluruhan. Jumlah kontraktor dan sub kontraktor pada tahun 2005 sebanak 50 perusahaan dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.937 orang lebih.
Sumber Adaro Indonesia

Minyak Bumi
Banyaknya sumur minyak mentah yang berproduksi pada tahun 2006 adalah 91 buah, akan berproduksi 39 buah dan tidak berproduksi lagi 56 buah. Total produksi minyak mentah selama tahun 2006 sebanyak 2.345.036 barrel dan produksi gas alam 25.249 Mm³. Sumber alam didalam produksinya Kecamatan murung pudak 108.592 barrel, gas alam 2.677 dan Tanta 2.054.898 barrel dan gas 25.249.
Sumber: Pertamina Tanjung)
Sumber Tabalong.go.id

Sekilas LangsaT
LangsaT adalah singkatan dari Langkah Menuju Sejahtera Tabalong. LangsaT juga organisasi masyarakat yang perduli keadaan Kabupaten Tabalong dari segi Ekonomi. Mengapa LangsaT mengangkat isu ekonomi? Karena perihal mendasar masyarakat kita terutama di Kabupaten Tabalong adalah perekonomian dapat dilihat dari harga barang termasuk kita membeli barang atau kita menjual barang. Perbedaan harga barang antara diKabupaten Tabalong (Pasar-pasar), dengan kabupaten disekitar. Ekonomi, ada tiga hal yang mempengaruhi, yaitu Sumber daya alam, sumber daya manusia dan sistem/kebijakan pemerintah dan perusahaan dimana atau sisekitar pelaku ekonomi tersebut. LangsaT bukan organisasi pemerintah dan juga bukan organisasi dari perusahaan manapun, LangsaT murni dari masyarakat dan untuk masyarakat. Didirikan tahun 2004 pada tanggal 17 Agustus.

Legalisasi :
1. Akta Notaris No. 99/2005 oleh Notaris/PPAT Mirzasjah Sjachran, SH hari senin, 30 Mei
2005,
2. Surat Pemberitauan ke Pengadilan Negeri Tanjung Selasa 5 Juli 2005 diterima oleh Marini
Astuti (Staf urusan Umum),
3. Surat Pemberitauan Kejaksaan negeri Tanjung pada Selasa 5 Juli 2005 diterima oleh Erich
Folanda,SH Kasubsi Ekmon bid. Intelejen,
4. Surat Pemberitauan Polrest Tabalong pada Rabu, 6 Juli 2005 diterima oleh Eny Erliani (Baur
Yanmin Sat Interkam),
5. Surat Pemberitauan Kodim 1008 tanjung pada Kamis 6 Juli 2005 oleh Kapten. Inf Faisal. A
(Kasi Intelejen Kodim 1008),
6. Surat Pemberitauan Kesbanglinmas pada Kamis 7 Juli 2005 yang bertanda tangan penerima
Masrani (Kasub bid. Pembauran Bangsa).
7. Surat Keterangan terdaftar Kesbanglinmas Tabalong No. 300/420/Kesbanglinmas

Program LangsaT dalam Tahun 2007

Stuktur Organisasi tahun program 2007/2008 :
Ketua : Erwan Susandi, SE
Sekretaris : Riza Bahtiar, S. Fils. I
Bendahara : Wahid Nurdin, SE
Humas : Sukamto S
Sektor Kerja : Ekonomi Kerakyatan
Wilayah Kerja : Kabupaten Tabalong
Alamat : Jl. Anggrek, No.171, Pembataan, Murung pudak-Tabalong.

Sebab-akibat :
Kenapa LangsaT tidak Publikasikan sejak berdiri sampai tahun 2007?
Sejak berdirinya LangsaT tidak ada kegiatan yang terplaning dan teradministrasi dengan jelas, pada tahun-tahun sebelumnya LangsaT melebur di Forum Bersama Masyarakat Tabalong Anti Korupsi (FBMTAK). LangsaT juga bekerjasama dengan LSM tingkat Propensi kalimantan Selatan dan membuat jaringan yang bernama Jankar (Jaringan Advokasi Anti Korupsi). Problem yang diangkat adalah mempresur pihak hukum yang pada saat itu menangani kasus korupsi di Kalimantan Selatan terutama di Kabupaten Tabalong.

Kenapa LangsaT bersektor Kerja ekonomi kerakyatan?
Sejak tahun 1998 repormasi diawali krisis moneter sehingga keadaan ekonomi pada saat itu sangat berubah sangat drastis dan inflasi yang melebihi standar. Kesigapan dari sistem global perubahan mata uang asing tidak dapat diikuti Indonesia secara cepat dan akhirnya Indonesia terpuruk dari segi ekonomi yang lazim disebut Krisis Ekonomi. Beberapa tahun berjalan perubahan-perubahan tersebut mulai disesuaikan dan harus diakui yang mempengaruhi tersebut adalah Sumber Daya Manusia dari Mind Site (Pola Pikir), Pemanfaatan efektif dan efesien Sumber Daya Alam dan Sistem atau Kebijakan dari Pemerintah dan Perusahaan yang perlu disingkronisasi.

Kenapa LangsaT hanya lingkup kerja Kabupaten Tabalong Saja?
Keterbatasan daya pikiran anggota LangsaT dan lain-lain sehingga isu yang diangkat tentang Ekonomi Kerakyatan untuk awalnya hanya lingkup Kabupaten Tabalong dulu. Kami berharap apabila berhasil dapat menjadi Pilot Project didaerah lain.

Ada apa dengan Tabalong?
Tabalong yang dari tahun 1838 (sejak ditemukan minyak bumi) adalah daerah yang cendrung perekonomiannya meningkat. Fase-fase peradapan dapat dilihat dari pra dan BPM, Permina, Pertamina sampai fase Adaro. Harga barang Tabalong cendrung tinggi dari pada kabupaten disekitarnya. Artinya tingkat investasi para pedagang sangat tinggi dari pada kabupaten disekitarnya. Bagaimana investasi lainnya? Semua itu tergantung kita sebagai konsumen atau produsen barang dan jasa atau kata lainya pelaku ekonomi.

Kenapa LangsaT Banyak penelitian, Terutama tahun 2007?
Dalam melangkah kita perlu memperhatikan tujuan kemana dan harus bagaimana? Bagaimana kta dapat mengetahui langkah kita apabila kita tidak tahu apa jalan yang kita pijak untuk menyongsong tujuan kita? Penelitian adalah langkah awal mapping/pemetaan wilayah mengetahui kultur penduduk, diagnosa kepentingan dan keperluan daerah dan lain-lain yang didapat pada penelitian itu. Diharapkan dari hasil penelitian tersebut dapat menentukan langkah apa yang diperlukan dan jalan mana harus ditempuh sesuai dengan kultur daerah masing-masing.
Kegiatan sudah dan sedang berjalan di 2007 :
1. Pelatihan pengorganisasi berbasisi masyarakat atau Management NGO Cetipicate Program 9
dilaksanakan oleh Pasivis Fisip UI pada bulan juli sampai agustus 2007 di Fisip Universitas
Indonesia Depok, Jawa Barat. Bersama 31 pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat se Indonesia
dan dimasukan kejaringan angkatan sebelumnya (Angkatan 1 s/d 8) yang keseluruhan
beranggotakan 299 para pegiat NGO seIndonesia. Hasil yang diperoleh cara memanajemeni
organisasi masyarakat yang ideal dan efektif.

2. Survei komoditi Kecamatan seTabalong, yang didapat sumber daya alam Tabalong,
kerjasama dengan bagian data kecamatan. Bulan Juni sampai September 2007

Komoditi Perkebunan, perternakan dan hutan
Petani padi, Kopi, Karet, Lada, sayur-mayur, kelapa, pisang, kemiri
Kebun enau, kapuk, Pinang, cengkeh, kakao, jambu mente
Hutan akar kuning, pasak bumi
Perternakan ungas, keramba ikan dan tambak ikan

Komoditi Kerajinan/Industri
Ukiran kayu, pandai besi, perniagaan, batu bara, briket batu bara, vinner, pengrajin anyaman, jamu, kerupuk, minyak dan gas bumi, galian C dan pengiolahan kayu balok dan makanan

Komoditi wisata
Air terjun, Gua walet, Riam sungai, sumber air panas, kesenian adat, gua manusia purba, batu pujung, danau undan, danau tanjung puri, Taman 10K, taman kota, mesjid keramat, Makam M. Nafiz

Penduduk Kabupaten Tabalong bedasarkan Kecamatan dan Penduduk Tabalong berdasarkan Umur
  1. Penduduk Kabupaten Tabalong (Kecamatan);
  2. Banua Lawas 17,534 Jiwa luas wilayah 161,67 Ha
  3. Pugaan 6,416 Jiwa, luas wilayah 64,06 Ha
  4. Kelua 30.372 jiwa luas, wilayah 115,78 Ha
  5. Muara Harus 5.752 jiwa, luas wilayah 62,90 Ha
  6. Tanta 14.442 jiwa, luas wilayah 172,10 Ha
  7. Tanjung 28.004 Jiwa, luas wilayah 323,34 Ha
  8. Murung Pudak 31.318 Jiwa, luas wilayah 118,72 Ha
  9. Haruai 19.374 Jiwa, luas wilayah – Ha
  10. Bintang Ara 7.409 Jiwa, luas wilayah – Ha
  11. Upau 6.037 Jiwa, luas wilayah 323,00 Ha
  12. Muara Uya 19.590 Jiwa, luas wilayah 924,16 Ha
  13. Jaro 12.579 Jiwa, luas wilayah 819,00 Ha

Penduduk Tabalong berdasarkan Umur :

  1. Muda(0s/d14th) 28,4% ;
  2. Usia produktif (15s/d64th) 68,4% ;
  3. Usia lanjut (65>) 3,2%

Pelayanan Kesehatan

  1. Banua Lawas 1 Puskesmas, 5 Puskesmas pembantu dan 26 Posyandu
  2. Pugaan 1 Puskesmas, 4 Puskesmas pembantu dan 17 Posyandu
  3. Kelua 1 Puskesmas, 2 Puskesmas pembantu dan 11 posyandu
  4. Muara Harus 1Puskesmas, 2 Puskesmas pembantu dan 11 Posyandu
  5. Tanta 1 Puskesmas, 6 Puskesmas pembantu dan posyandu 30
  6. Tanjung 1 Rumah Sakit, 2 Puskesmas, 8 Puskesmas pembantu dan 34 posyandu
  7. Murung Pudak 1 Rumah Sakit, 1 Puskesmas,5 Puskesmas pembantu dan 24 Posyandu
  8. Haruai 1Puskesmas, 6 Puskesmas pembantu, 40 Posyandu
  9. Bintang Ara 4 Puskesmas pembantu
  10. Upau 1 Puskesmas, 3 Puskesmas pembantu, 9 Posyandu
  11. Muara Uya 2 Puskesmas, 6 Puskesmas pembantu, 40 posyandu
  12. Jaro 1 Puskesmas, 4 Puskesmas pembantu, 9 Posyandu

Sumber data : Survei LangsaT di kecamatan-kecamatan 2007

5. Survei pendapat masyarakat kecamatan Benua Lawas terhadap Perusahaan, yang diperoleh

banyak masyarakat setuju adanya perusahaan perkebunan disekitar mereka kerjasama dengan

PT.Astra Argo Lestari, Tbk. Dilaksanakan bulan September2007

Tempat Penelitian
Kecamatan Benua Lawas; Kabupaten : Tabalong Kalimantan Selatan,
Luas Daerah : 12.186,45 Ha (Bakorsurtanal); Jarak dari Ibukota Kabupaten : ± 30 Km
Batas Wilayah : Utara Kec. Kelua, Selatan Kab. HSU, Timur Kec. Pugaan, Barat Prop.Kalteng
Jumlah Kepala Keluarga 3.959; Jumlah Penduduk 14.710 orang; Jumlah Desa 12 dari 19 Kampung

12 Desa yaitu :
Talan
Habau Hulu
Telaga Raya+Habau
Sei. Itor + Purai
Bengkiling + Bengkiling Seberang
Bengkiling Raya + Habasyi
Sampang Sari + Hapalah
Karangan Putih
Batang Bayu
Bungin
Banua Lawas + Sei. Gampa
Sei. Wangi+Benua Rantau

Waktu kegiatan Penelitian:
Jum'at, 7 - 09 – 2007- Penyusunan draft angket
Sabtu, 8 - 09 - 2007 - Sosialisasi, pemetaan dan penyebaran angket
Minggu, 9 - 09 – 2007 - Pemetaan masalah yang dihadapi
Senin, 10 - 09 – 2007- Pengambilan, penyebaran angket yang tersisa
Selasa, 11 - 09 – 2007 - Pengambilan angket
Rabu, 12 - 09 – 2007 - Pengolahan Data

Personel peneliti :
Erwan Susandi, SE- Ketua
Riza Bahtiar, S. Fils. I - Sekretaris
Wahid Nordin, SE – Bendahara
Sukamto. SP – Humas
Maman Suherman, S.Sos - Relawan/praktisi

Hasil Penelitian
Mengenal pembawa angket : Kenal 24% dan Tidak Kenal 76%
Tahu dengan LSM LangsaT : Tahu 15% dan Tidak Tahu 85%
Setuju perusahaan disekitar responden :Setuju 93 % dan tidak Setuju 7%
Kalau perusahaan perkebunan sawit Setuju 72% dan Tidak Setuju28%

Pekerjaan Penduduk :
Tani/ Sawah Tadah Hujan 85%,
Petani karet 10% sisanya guru,

Kretifitas :
Pengrajin anyaman bambu berupa 11%,
Pengrajin anyaman purun (rumput rawa) 10%
Pengrajin ukiran kayu 5%

Alasan setuju bila adanya perusahaan kelapa sawit
Mengsejahterakan masyarakat
Mempekerjakan masyarkat
Memanfaatkan tanah
Membantu pembangunan Desa

Alasan Tidak Setuju bila adanya perusahaan kelapa sawit
Tidak ada lahannya
Tidak cocok lahanya
Tidak tahu cara mengelolanya

Saran/ kritik bebas
Karena tidak pernah ketemu LSM LangsaT Sebelumnya jadi kami tidak tahu/kenal, kami sarankan LSM LangsaT bisa ketemu 2x seminggu
LSM LangsaT sering-sering kemasyarakat kami
LSM LangsaT membantu masyarakat melindung danau undan/Desa Talan

Analisa masalah :
Waktu penelitian terlalu sempit/pembagian waktu,
Kesibukan Aparat Desa,
Sumber Daya Manusia yang diteliti,
Tidak adanya Inventarisir Desa,
Urban/penduduk yang datang-pergi tidak lapor
Pemetaan Wilayah (Geografis),

Sumber data : Survei LangsaT di kecamatan Benua Lawas 2007
6. Survei Lokasi danau undan di Desa Talan Kecamatan Benua Lawas, waktu 2 hari 1 malam tidur di sumber/mata air sisi danau yang diyakini tempat keramat. 9 sampai dengan 10 Nopember 2007

3. Kebijakan publik seIndonesia kerjasama dengan ISPP Jakarta. Untuk Kalimantan Selatan Sample area adalah Kabupaten Tabalong. Jumlah Surveyor 33 orang, Desa/Kelurahan yang diteliti 33 tempat. Angket yang disebar 792 lembar sistem multi random. Jenis kerjasama LangsaT menyediakan relawan sebanyak 33 orang dan 1 kordinator wilayah, 2 orang dari ISSP Jakarta. Hasil yang didapat masih banyaknya pelayanan publik seperti jalan, sarana prasaranan lain dan kebijakan harga yang dapat sibenahi.waktu pelaksanaan survey dan uji kelayakan hasil 3 S/d 15 Desember 2007 (Hasil tabulasi belum diperoleh/kirim dari ISPP Jakarta sampai tanggal publikasi ini)

4. Membantu Inventarisir beberapa Desa di Kabupaten Tabalong (sedang berjalan) Desember 2007

5. Hearing dengan pihak terkait mengenai kebijakan ekonomi di Tabalong (Sedang berjalan) Desember 2007

Saran pendapat bisa layangkan surat ke Jl. Anggrek No. 171, Pembataan Murung Pudak Tabalong 71571 atau e mail langsat_borneo@yahoo.com.

Terima kasih kepada Relawan dan pihak terkait lainnya yang selama ini membantu sehingga kegiatan-kegiatan diatas dapat terlaksana.

Demikian Publikasi LangsaT sederhana diakhir tahun 2007. Kekurangan pastilah ada, apalagi dengan keterbatasan yang kami miliki dan kami yang masih belajar. Dan publikasi dana dan alokasi rencana akan kami sampaikan pada bulan januari setelah tutup buku tahun 2007. Atas Bantuan Publikasinya dan perhatian kami ucapkan terima kasih.

Hambin basamaan, matan kita dan gasan kita. Mun kada, kita siapa lagi?
(Gotong Royong, Dari Kita untuk Kita. Kalau bukan kita, siapa lagi)

You My Inpirations
Salam Hormat Kami
LangsaT
Langkah Menuju Sejahtera Tabalong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar