20090729
Saham Pekan Ini, Masih Berpotensi Menguat?
JAKARTA, KOMPAS.com - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pekan ini akan diwarnai situasi politik pascakeputusan Komisi Pemilihan Umum mengenai penetapan rekapitulasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009
Keputusan KPU yang menetapkan pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono- Boediono sebagai pemenang pilpres,ditolak oleh dua pasangan lainnya. Pasangan Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto akan membawa hal itu ke Mahkamah Konstitusi pekan ini.
Analis riset Panin Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan pekan ini masih akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.
"Pergerakan pasar akan diwarnai oleh hasil kinerja semester I tahun 2009 dan perkembangan makroekonomi, serta kondisi politik terkait keputusan resmi KPU atas hasil pilpres 2009 yang berlangsung satu putaran," sebutnya.
Secara teknikal, lanjut dia, pada awal pekan indeks akan mulai mengalami tekanan jual atas aksi ambil untung pada saham unggulan. "Jika indeks gagal ditutup menembus level 2.200, kemungkinan indeks akan melemah terlebih dahulu ke level 2.165-an," tambahanya.
Dikatakan dia, saham semen, properti, dan komoditas masih berpeluang untuk menguat terbatas pada awal pekan. Ia memperkirakan kisaran support-resistance sepanjang pekan ini pada 2.142-2.221.
Pekan lalu, IHSG berhasil menguat 3,76 persen dari pembukaan 2.106,35 hingga penutupan 2.185,65, di tengah hiruk pikuk pascabom di JW Marriott-Ritz Carlton dan situasi politik penetapan hasil pilpres 2009.
Menurut Purwoko, hasil positif indeks didorong oleh menguatnya saham pertambangan menyusul rally (kenaikan panjang) yang terjadi pada harga minyak mentah yang menyentuh level 67 dollar AS per barrel.
Selain itu, sebutnya, optimisme bahwa perekonomian global sudah mulai pulih dari resesi juga menjadi sentimen positif bagi bursa regional. Laporan kinerja korporasi besar seperti Ford, AT&T juga berhasil mendorong Dow Jones menembus kembali level 9.000.
Dari dalam negeri, lanjut dia, investor lokal dan asing terlihat masih cukup optimistis akan kondisi keamanan nasional meski sempat dilanda teror bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. "Menguatnya nilai tukar rupiah memberikan sinyal masuknya dana asing, yang mengindikasikan peristiwa peledakan bom tidak memberikan efek yang berarti bagi pasar finansial," ujarnya.
(http://m.kompas.com/news/read/data/2009.07.27.07413987)
EDJ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar