20090701
Produksi Mobil Indonesia Diprediksi Naik Lagi
JAKARTA, KAMIS - Kinerja produksi industri otomotif nasional belum pulih sepenuhnya. Salah satu indikator utama adalah terjadinya penurunan impor komponen dan bahan baku untuk industri mobil pada Mei 2009.
Kinerja produksi berbanding lurus dengan besarnya tingkat pemintaan produk otomotif di pasar domestik. Penurunan produksi merupakan satu-satunya opsi bagi produsen untuk mengurangi beban ongkos.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis kemarin (1/7), dari sepuluh golongan barang utama impor nonmigas Indonesia, hanya satu yang mengalami penurunan pada Mei 2009 dibandingkan bulan sebelumnya.
Impor komponen dan bahan baku mobil mengalami penurunan 4,46 persen atau US$ 9,5 juta.
"Memang pasarnya belum pulih sepenuhnya. Masih kisaran 35.000 unit per bulan, sementara tahun lalu kita sudah mencapai rata-rata 45.000 unit per bulan," ujar Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Darmadi saat dihubungi KOMPAS.com, semalam.
Masih dari data BPS, total impor kendaraan bermotor dan bagiannya (HS No 82) pada Mei 2009 tercatat US$ 203,3 juta. T urun dibandingkan April 2009 sebesar US$ 212,8 juta.
Sementara jika ditotal, impor kendaraan bermotor dan bagiannya sepanjang Januari-Mei 2009 anjlok sampai 58,6 persen atau menjadi US$ 993,8 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai US$ 2,4 miliar.
Produsen mobil nasional, jelas Budi, harus menurunkan kinerja produksi seiring turunnya permintaan pasar. Hal ini, mempengaruhi berbagai kebutuhan impor, baik itu produk secara utuh, komponen, hingga bahan baku yang masih bergantung pada negara lain."Prediksi kita, pertengahan tahun ini (pasar) akan mulai take- off (naik) lagi, kita harap terjadi pada semester kedua tahun ini," katanya.
(KCM/AGK)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar