Rabu, 8 Juli 2009 | 10:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi dan perbankan, Dr Muslimin Anwar mengatakan inflasi sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan tetap berada dibawah lima persen meskipun sedikit di atas posisi saat ini yang mencapai 3,8 persen (year on year) dan 2,1 persen (year to date).
"Kalau soal inflasi, saya perkirakan sampai akhir tahun ini masih tetap dibawah lima persen meskipun sedikir diatas posisi saat ini," kata dosen Magister Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) itu di Jakarta, Rabu (8/7).
Muslimin Anwar mengatakan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai dan akan menjadi pemicu inflasi antara lain menjelang bulan puasa dan Idul Fitri, eforia penyelenggaraan pemilu presiden (Pilpres) yang diperkirakan berhasil dengan baik, dan perayaan hari Natal di penghujung tahun.
Namun pemerintah dipastikan akan dapat memenuhi seluruh permintaan barang dalam negeri, termasuk distribusi barang yang semakin efisien sehingga menghemat biaya pengiriman dan pada akhirnya mempertahankan harga barang kebutuhan pada level yang
wajar, katanya.
Menurut dia, masih relatif terkendalinya inflasi tersebut tentunya akan menjadi salah satu alasan bagi penurunan suku bunga acuan BI-rate sampai dengan akhir tahun 2009. "Tentunya apabila tidak terjadi faktor-faktor atau kejadian-kejadian yang sangat luar biasa," kata Muslimin Anwar.
Dia menambahkan belum signifikannya tekanan inflasi domestik ke depan dan masih relatif stabilnya harga komoditas dunia serta antisipasi pembalikan arah pertumbuhan ekonomi global ke muka, maka ruang penurunan BI Rate berikutnya masih terbuka guna mengantisipasi tekanan inflasi di tahun 2010 dan meningkatnya harga komoditas setelah itu.
Muslimin mengatakan, sebagaimana dikemukakan oleh Bank Indonesia ke depan, kebijakan moneter akan dilakukan secara lebih berhati-hati mengingat ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter semakin terbatas,.
"Artinya, meskipun ada alasan-alasan yang menjadi pembenar untuk menurunkan BI rate, Bank Indonesia diperkirakan akan tetap memperhatikan dinamika yang terjadi di dalam maupun di luar negeri untuk memutuskan kebijakan moneter selanjutnya," katanya.
EDJ
Sumber : Ant
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar