20090701
Cadangan Devisa Juni Bakal Menyusut
Kamis, 2 Juli 2009 | 08:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia memperkirakan, cadangan devisa pada akhir Juni 2009 bakal menyusut jika dibandingkan akhir Mei 2009 yang sebesar 57,9 miliar dollar AS.
Sepanjang Juni, BI mencatat ada utang luar negeri swasta yang jatuh tempo sebesar 1,9 miliar dollar AS. Selain itu, pada Juni juga ada pembayaran utang luar negeri pemerintah. Tahun ini, beban pembayaran utang pemerintah mencapai Rp 95 triliun.
Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono mengatakan, Juni merupakan saat di mana pembayaran utang luar negeri pemerintah mencapai puncak. "Jadi, kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya, cadangan devisa berpotensi menurun," kata Hartadi, tanpa merinci nilai pasti cadangan devisa per akhir Juni 2009.
Hartadi mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan utang luar negeri swasta yang akan jatuh tempo tahun ini. Ia merujuk ke data utang luar negeri swasta pada triwulan pertama 2009. Data tersebut menujukkan, sebagian besar perusahaan swasta sudah memperpanjang jangka waktu pembayaran utang luar negerinya.
Banyak perusahaan berhasil mendapat penundaan pembayaran utang karena hampir 40 persen utang perusahaan swasta berasal dari perusahaan afiliasi atau induknya di luar negeri. "Jadi, tidak ada yang kena default," ujarnya.
Direktur Direktorat Internasional BI Dian Ediana Rae menambahkan, kebanyakan korporasi yang punya utang luar negeri memiliki penghasilan dalam dollar AS. Jadi, mereka tidak mengalami rugi kurs.
Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Alexander Sugandi, menilai, kendati turun, cadangan devisa per akhir Juni masih lebih besar dibandingkan cadangan devisa saat krismon 1998. "Cadangan devisa tersebut cukup untuk menalangi kebutuhan pelunasan utang berjangka pendek," ujarnya, kemarin.
Eric memperkirakan, semester kedua ini cadangan devisa Indonesia akan bertambah seiring dengan membaiknya perekonomian global. Ekspor Indonesia sudah mengalami peningkatan meski naiknya secara bertahap. Tekanan terhadap rupiah juga akan susut pada semester kedua nanti. "Untuk sementara, cadangan devisa aman," ujarnya. (Arthur Gideon/Kontan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar