20090814

Rupiah Bakal Tertekan Dollar AS


KOMPAS.com — Akhirnya… ada kejutan dari laporan tenaga kerja AS. Jumlah penganggur lebih kecil dari yang diperkirakan oleh pasar.

Pemerintah AS melaporkan tenaga kerja yang dipangkas sebanyak 247.000 orang dibandingkan dengan perkiraan 325.000 orang. Pemangkasan tenaga kerja ini sudah berada di laju paling lambat. Tingkat pengangguran di luar dugaan turun 9,4 persen, diperkirakan 9,5 persen.

Setelah berbulan-bulan pasar dibayangi oleh ketidakpastian kondisi ekonomi global, khususnya problem pengangguran, pada hari Jumat (7/8) pasar mendapatkan berita yang mereka tunggu-tunggu. Tenaga kerja AS sudah memperlihatkan tanda pemulihan.

Pulihnya perekonomian AS akan mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk mulai kembali menaikkan suku bunga cepat atau lambat. Harapan inilah yang mendorong dollar AS menguat terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Melihat dari waktu ke waktu bagaimana data ekonomi AS satu persatu memperlihatkan kondisi lebih baik, maka persepsi pasar terhadap dollar AS mulai berubah. Selama ini, pasar menganggap dollar AS sebagai salah satu mata uang safe haven (aman) dan selalu berbanding terbalik dengan pergerakan saham (risiko).

Berulangkali situasi ini terjadi dan berlangsung selama berbulan-bulan. Dengan pulihnya sektor tenaga kerja AS, kemungkinan besar korelasi terbalik ini akan berakhir. Dollar AS akan kembali ke asalnya, mewakili kondisi ekonominya sendiri.

Rupiah mulai agak tertekan dengan situasi ini karena terkena imbas global dari penguatan dollar AS. Korelasi rupiah dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) mungkin akan mengalami perubahan, tidak lagi bergerak linear.

Apakah penguatan dollar AS akan berlanjut?

Pekan ini akan menjadi pekan yang penting untuk melihat prospek dollar AS ke depan. The Fed akan mengadakan pertemuan selama dua hari, dimulai hari Selasa dan hari Rabu waktu setempat.

Pelaku pasar pasti sangat ingin mengetahui pandangan atau penilaian The Fed terhadap perkembangan ekonomi.

Kalender ekonomi AS juga akan berisi data penting pekan ini, dimulai dengan data perdagangan internasional hari Rabu, penjualan ritel hari Kamis, indeks harga konsumen yang dijadikan pengukur inflasi dan tingkat kepercayaan masyarakat hari Jumat. Semua data-data ini akan memberikan konfirmasi, apakah ekonomi AS sudah benar-benar pulih atau masih belum sesuai harapan.

Rupiah sendiri sebenarnya masih sulit digoyang karena kondisi domestik sendiri masih cukup kondusif. Penurunan suku bunga BI dan prospek pertumbuhan ekonomi tampaknya akan menjaga rupiah untuk melemah lebih jauh. Namun, kita juga tidak mengabaikan bahwa rupiah merupakan bagian dari pasar global. (JG/Head of Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/08/11/08114046/rupiah.bakal.tertekan.dollar.as

1 komentar:

  1. banguuunn sudah 2010, mana posting terbarunya boss

    BalasHapus